KAMPUNG SKENDI DULUNYA MENJADI TEMPAT TRANSIT BAGI WEHALI DAN MAYBRAT
Kampung
skendi kabupaten sorong selatan papua
barat terdapat berbagai macam cerita
unik yang masih terselip di sana,salah satu cerita yang indah di dengar adalah
perjalan kehidupan masyarakat kampung skendi yang terdiri dari tiga marga besar
yang mendiami tempat ini, marga selaya ,marga sesa dan marga bleskadit,Keakrifan
ketiga marga ini terjaga baik sejak dahulu hingga sekarang dan saling menopang
dalam berbagi segi baik budaya ,adat,agama dan pendidikan.
Pemilik hak
wilayah kampung skendi adalah marga Selaya dan menurut cerita ada kampung lama
skendi yang berada dekat kali dan mata air .Tapi pada tahun 1973 kepala kampung
Hanok selaya di perintahkan oleh tuan sesa yang pada tahun itu menjabat sebagai
camat ,untuk mereka harus pindah dengan dalih pencemaran air minum. Pada tahun
1973 itu masih terjadi perebutang irian barat oleh Pemerintah Belanda dan
Indonesia . Di kampung skendi juga menjadi tempat persembunyian tentara Belanda
pada Zaman itu dan kini ada beberapa goa yang menjadi saksi sejarah akan
perjalanan irian barat kembali kepankuan NKRI.
Skendi
berada di atas dataran tinggi dengan alamnya yang sejuk dan memiliki air kali
yang melintasi tempat ini dan berbatuan
yang menjulang tinggi. Kampung skendi duluanya menjadi kampung transit bagi
kampung wehali dan kabupaten maybrat , Dulu belum ada akses transportasi masyarakat kedua tempat ini
harus berjalan kaki melewati kampung skendi untuk sampai di Teminabuan yang dulu
berstatus distrik .masyarakat kedua
tempat ini bertujuan keteminabuan untuk membeli kebutuhan keseharian mereka
,setelah membeli mereka akan kembali berjalan kaki melewati kampung skendi
hingga sampai pada kampung mereka ( wehali dan maybrat ) Namun ada yang memilih tinggal di kampung
skendi untuk beristirahat beberapa hari setelah itu mereka akan kembali berjalan
menuju kampung mereka
No comments:
Post a Comment