Danau Terjernih Di Indonesia, Danau Uter
Siapa sangka, dibalik rerimbunan hutan lebat di Papua Barat,
tersembunyi sebuah permata pariwisata yang sangat menakjubkan. Permata
pariwisata itu adalah Danau Uter, Kabupaten Maybrath. Lokasinya yang
masih ditengah hutan belantara dan belum banyak terjamah oleh masyarakat
membuat Danau Uter masih terjaga kealamiannya. Hutan-hutan yang
mengelilingi danau ini juga membuat air Danau Uter tetap bersih dan
jernih karena belum terkena polusi sampah dan tanah. Bahkan, boleh
dibilang Danau Uter adalah danau terjernih di Indonesia.
Untuk menuju lokasi Danau Uter memang harus melalui perjalanan yang berat dan cukup melelahkan. Kabupaten Maybrath sendiri merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten Sorong. Jika anda datang dari arah kota Sorong, perlu perjalanan selama 5 jam. Tapi, jika anda datang dari Bandara Kambuaya, yang merupakan bandara baru, perjalanan cukup ditempuh dalam waktu 1 jam saja.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam atau kurang lebih 30 kilometer dari bandara Kambuaya, anda akan tiba di Kampung Sris. Sebuah kampung di Distrik Aitinyo dimana terletak Danau Uter. Kampung ini terdiri dari kumpulan rumah-rumah batu beratap seng dan berjendela kaca riben. Beberapa tergolong rumah modern. Ada sekolah, gereja dan puskesmas di kampung ini. Semuanya bertipe bangunan permanen. Kampung Sris umumnya dihuni oleh penduduk asli suku Maybrat dengan marga (fam) tertentu.
Untuk sampai ke bibir danau, anda harus berjalan menuruni jalan bersemen yang terhampar lurus. Dibuat bagi para pengunjung untuk mengakses tempat pemandian di danau tersebut. Dari jarak dekat tampak pemandangan sekeliling danau yang sungguh menggairahkan. Di bibir danau, nampak sebuah papan informasi berplat besi dengan latar warna hijau yang dipajang di sudut jalan. Papan ini bertuliskan: “Danau Uter adalah milik kitorang bersama, mari kitorang mengelola dan menjaga dengan ramah lingkungan.”
Setelah sampai di tepi danau, barulah perjalanan anda yang melelahkan akan sirna seketika saat memandang keindahan Danau Uter. Airnya bening membiru. Tembus pandang hingga ke dasar. Danau ini membentuk suatu ekosistem dan istana bagi beberapa jenis ikan yang hidup bergerombol di dalamnya. Di sekelilingnya terkawal oleh bukit-bukit kapur bervegetasi warna-warni dan beraroma alam yang menyegarkan.
Danau Uter berbentuk cekungan dan menyambung dengan kolam-kolam serupa di sebelahnya yang dipagari bukit-bukit kapur (cart) yang menyembul. Perbukitan kapur ini merupakan tipe morfologi umum di wilayah Maybrat. Bukit kapur ini biasanya ditumbuhi vegetasi berupa pepohonan kecil dan rerumputan unik yang dalam bahasa Maybrat disebut “Bomira”.
Mungkin karena letaknya yang masih tersembunyi itulah kejernihan Danau Uter masih terjaga. Tak bisa dibayangkan, jika kelak danau ini sudah terkenal, dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, wajah alami Danau Uter mungkin sudah berubah.
Untuk menuju lokasi Danau Uter memang harus melalui perjalanan yang berat dan cukup melelahkan. Kabupaten Maybrath sendiri merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari kabupaten Sorong. Jika anda datang dari arah kota Sorong, perlu perjalanan selama 5 jam. Tapi, jika anda datang dari Bandara Kambuaya, yang merupakan bandara baru, perjalanan cukup ditempuh dalam waktu 1 jam saja.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam atau kurang lebih 30 kilometer dari bandara Kambuaya, anda akan tiba di Kampung Sris. Sebuah kampung di Distrik Aitinyo dimana terletak Danau Uter. Kampung ini terdiri dari kumpulan rumah-rumah batu beratap seng dan berjendela kaca riben. Beberapa tergolong rumah modern. Ada sekolah, gereja dan puskesmas di kampung ini. Semuanya bertipe bangunan permanen. Kampung Sris umumnya dihuni oleh penduduk asli suku Maybrat dengan marga (fam) tertentu.
Untuk sampai ke bibir danau, anda harus berjalan menuruni jalan bersemen yang terhampar lurus. Dibuat bagi para pengunjung untuk mengakses tempat pemandian di danau tersebut. Dari jarak dekat tampak pemandangan sekeliling danau yang sungguh menggairahkan. Di bibir danau, nampak sebuah papan informasi berplat besi dengan latar warna hijau yang dipajang di sudut jalan. Papan ini bertuliskan: “Danau Uter adalah milik kitorang bersama, mari kitorang mengelola dan menjaga dengan ramah lingkungan.”
Setelah sampai di tepi danau, barulah perjalanan anda yang melelahkan akan sirna seketika saat memandang keindahan Danau Uter. Airnya bening membiru. Tembus pandang hingga ke dasar. Danau ini membentuk suatu ekosistem dan istana bagi beberapa jenis ikan yang hidup bergerombol di dalamnya. Di sekelilingnya terkawal oleh bukit-bukit kapur bervegetasi warna-warni dan beraroma alam yang menyegarkan.
Danau Uter berbentuk cekungan dan menyambung dengan kolam-kolam serupa di sebelahnya yang dipagari bukit-bukit kapur (cart) yang menyembul. Perbukitan kapur ini merupakan tipe morfologi umum di wilayah Maybrat. Bukit kapur ini biasanya ditumbuhi vegetasi berupa pepohonan kecil dan rerumputan unik yang dalam bahasa Maybrat disebut “Bomira”.
Mungkin karena letaknya yang masih tersembunyi itulah kejernihan Danau Uter masih terjaga. Tak bisa dibayangkan, jika kelak danau ini sudah terkenal, dan bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, wajah alami Danau Uter mungkin sudah berubah.
No comments:
Post a Comment