Judul: "Belum Pisah, Tapi Sudah Lupa"
_Saya diam cukup lama.
Bukan karena saya lemah, tapi karena aku masih ingin semuanya diselesaikan baik-baik. Saya pikir, kalau kita bisa duduk bicara, kita bisa pisah secara terhormat, saling tahu arah, saling jaga harga diri masing-masing.
Tapi rupanya saya salah.
Kamu blokir saya. terus kamu buat Akun baru untuk tetap pantau saya dari jauh, pakai nama palsu. Dan lucunya, kamu pikir saya tidak tau?
Tomas, kita belum pisah secara resmi. Nama kita masih terikat dalam buku catatan gereja, masih terdaftar dalam kitab. Tapi kamu dan dia — si Maitua — sudah santai-santai posting foto berdua. Senyum. Caption manis. Seolah-olah tak ada luka yang kamu tinggalkan.
Saya diam kemarin. Tapi bukan berarti saya tidak tau. Bukan berarti saya bodoh.
saya diam, karena saya beri kamu kesempatan. Karena saya masih percaya pada kebaikanmu. Tapi ternyata kamu anggap remeh.
Jadi kali ini, saya akan bertindak. Bukan dengan teriak. Bukan dengan drama. Tapi dengan langkah nyata. Kalau kamu mau santai, baik — yang di sini akan jadi jaminannya.
Saya bukan perempuan yang akan terus disisihkan, dilupakan seperti kain lap bekas. Kalau harus ada nama yang bersih, saya akan pastikan itu namaku.
Sumber kisah : W. K
No comments:
Post a Comment