Aku dibesarkan di sebuah kampung
di kabupaten fak-fak papua barat, kampung yang
sangat terpencil dan jauh dari keramaian kota. Separuh hidup masa kecilku
kuhabiskan di kampung ini, orang tuaku saat itu berprofesi sebagai tenaga
pendidik ( Guru SD).Beliau juga mengejarkan pekerjaan lain untuk pengasilan
tambah dalam keluarga kami berkebun dan memecah batu. Aku mempunyai tujuh
bersaudara, kami hidup saling menhargai dalam keluarga kami
Ada cerita unik di hari
Natal yang masih aku ingat , ketika nuansa natal tiba di tahun 90an kampung ini akan di datangi sanak sauranya
yang tinggal dibeberapa kampung yang yang ada di sekitarnya. Ada juga yang akan
datang dari kabupaten fak-fak seperti anak-anak sekolah yang bersekolah di
SMP.SMA dan Kuliah di fak fak.
Nuansa natal di tahun 90an
di kampung pikpik sangat berkesan dan penuh cuka cita, Tahun-Tahun itu kami tak
tau mananya pondok natal / tempat duduk. Mungkin saat itu belum ada penerangan
( listrik ) sehingga kami tak ada yang membuat pondok dan pohon natal. Tapi ada
yang lebih terkesan untukku masih kecil sering bermain bersama teman teman di ujung kampung gibirtonggo ( Pikpik ) ,
kampung ini letak di jalan utama ketika orang yang baru tiba di kampung pikpik
kami yang akan lihat terlebih dahulu dan teriak tongdi duadpo ( orang fakfak)
jika dia baru dari fakfak.
Di tahun 90an untuk sampai
di kampung tercinta pikpik harus berjalan kaki melewati beberapa kampung bahkan
gunung dan lembah.kehidupan masyarakat kampung pikpik sangat ramah dan berjiwa
sosial terhadap sesama.hal ini bisa terlihat saat malam natal 25 desember.karna
di ibadah pagi tanggal 25 itu akan diumumkan di gereja bahwa pemuda semua akan
kumpul untuk membuat pondok yang akanmenaruh hidanggan natal seperti
kue,theh,susu dan hasil kebun seperti pisang goreng,ubi goreng ,keladi
goreng,petatas goreng dan berbagai masakan lainnya.ada juga yang di tugaskan
untuk menhiasi pohon natal. Kampung ini bulan desember tahun di 90an setiap rumah ada saja kue yang mereka taruh
untuk sanak saudara yang akan berkungjun di rumah mereka.bahan bahan untuk
membuat kue ini mereka tidak mendapatkan dengan mudah karna harus menunggu hari
pasar yang jatuh setiap lima hari berseling karna itu aka nada pedagan yang
datang dari ibu kota distrik kokas dan pasar lima hari ini juga masih di kenal
dengan sistim bartel.
No comments:
Post a Comment