Cerita rakyat kabupaten Maybrat
Cerita
rakyat yang melegenda yang diwariskan dari generasi kegenerasi diceritakan
berulang kali oleh orang tua tentang asal usul orang kambu yaitu pada suatu
ketika hidup sebuah keluarga yang belum mendapatkan keturunan, pada suatu hari
mereka pergi kedusun untuk berkebun.
Sistem
bercocok tanam yang dilakukan secara turun temurun adalah membersihkan semak
belukar dan menebang pohon setelah itu dibiarkan beberapa hari sampai kering
barulah dibakar selanjutkan kebun siap untuk ditanami.
Pada
saat pembersihan kebun untuk ditanam dengan tanpa disengaja tanggan digigit
ular kaki seribu dan mengeluarkan darah.
Darah
dikuburkan di lubang yang dibuat untuk menam ubi atau keladi, setelah
dikuburkan mereka beranjak pulang karna hari sudah senja yang dijemput aroma
malam dengan nyanyian burung kontaif menemani mereka dalam perjalanan pulang
kerumah kebun.
Membaringkan
tubuh karena sudah seharian bekerja membanting tulang di ladang, dalam tidur
tidak ditemukan petunjuk khusus yang disampaikan alam kepada mereka dan pada
keesokan harinya mereka melanjutkan aktifitas seperti biasanya yaitu kembali
kekebun dalam perjalanan menembus embun pagi yang teramat dingin serta nyanyian
burung-burung pagi tidak juga ditemukan petunjuk khusus tentang sebuah misteri
alam dengan terus melangkah semakin mendekati kebun barulah terdengar ada
suara.
Tangisan
seorang bayi dalam situasi yang penuh ketakutan mereka memberanikan diri untuk
terus melangkah maju mendekati suara itu ketika semakin dekat Ia dikejutkan
dengan sosok seorang bayi laki-laki yang berada ditempat dimana darah itu
dikuburkan.
Cerita
selanjutnya menjelaskan bahwa sebelum bayi laki-laki tersebut diangkat
pertama-tama merekan membuat ritual kecil yang disebut tane boo, setelah mantra
slesai dibaca barulah mereka bertanya apakah kau manusia.
Atau
penunggu dalam selang waktu beberapa menit terdengar jawaban bayi itu yang
disampaikan lewat petunjuk alam kayu berger menandakan bahwa dia adalah
manusia, pertanyaan itu membuat mereka.
Langsung
bergegas mengangkatnya dan dibawahnya pulang kerumah kebun, dibersihkan dan
dirawatnya menjadi remaja dan diberi marga kambu.
Cerita
rakyat itu perlu dilestarikan sebagai warisan budaya walaupun kita berbeda
pendapat tentang cerita itu wajar karena sumber informasi kita berbeda, namun
tetap dalam satu gerbong melestarikan budaya lewat tulisan karna kata-kata
dapat sirnah tetapi tulisan mengabadikanya.
Legenda
orang Kambu yang apa bila dijelaskan dalam kaca mata theologia sudah pasti tak
pernah akan ditemukan titik temu alias jawabannya karena keyakinan pada legenda
itu pilihan hidup yang bisa dijawab dengan takaran kejujuran yang tersaring
oleh hukum alam. Legenda asal mula orang kambu.
Dituliskan
kembali dengan tujuan melestarikan budaya karena kata orang kebanyakan di
planet ini bahwa bangsa yang pintar adalah bangsa yang selalu menghormati dan
menghargai budaya-Nya.
Demikian
cerita legenda Marga Kambu. Akut, Bakit Kambu. Pokoknya kita tidak ingin hilang
dari sejarah, maka menulis dari mana kamu berasal, jadikan tulisan sebagai
ikatan lima sampai sepuluh generasi selanjutnya.
No comments:
Post a Comment