PUDARNYA BAHASA IBU
SUKU TEHIT
KABUPATEN SORONG
SELATAN
TEMINABUAN – Ide menulis ini muncul setelah melihat generasi zaman sekarang didalam
kota teminabuan dan pesisir kota teminabuan yang ditemui, selalu mengunakan
bahasa melayu (Indo). Bukan hanya bahasa ibu pertiwi ras melayu yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan kaum imigran ras melayu tapi sesama orang Tehit mereka tetap
berbahasa melayu.
Pada hakekatnya, Bangsa Ras Melanesia memiliki ciri khas khusus
yang membedakan dengan suku bangsa lain di dunia. Dengan hitam kulit, keriting
rambut dan 356 bahasa. Perbedaan itu pula yang sesungguhnya membuat kita
unik.
Bahasa Ras Melanesia Suku Tehit yang dahulu ada berlahan mulai
pudar. Jika generasi sekarang berkomunikasi dalam rumah mereka tetap mengunakan
Bahasa Ras Melayu. bagaimana jika suatu saat kita akan mengunakan bahasa tehit
dalam suatu acara adat?
Kesadaran berbahasa Ibu harus diterapkan ada mengurangi berbahasa Ibu
Peritiwi agar kita terlihat memiliki jati diri yang bisa di kaji secara rinji.
Mulai dari tata letak hal wilayah ,sisi keturunang dan cara berkomunikasi
mengunakan bahasa Ibu ( Tehit)
Penerapan harus dilakukan mulai dari golongan paling kecil ( dalam
rumah ) dan golongan paling besar ( Lingkungan luas ) bila perlu mata pelajaran
mulok diterapkan oleh dinas terkait ( Pendidikan) disetiap Sekolah Dasar ( SD )
yang ada di kota Teminabuan dan Pesisir Teminabua sehingga Generasi Tehit bisa lingcah
berbahasa Tehit itu sendiri.
Identitas jati diri seseorang adalah dalam hal pengakuan sebagai
putra dan putri Asli Papua Ras Melanesia. Salah satu contoh pengakuan diri yang
pernah ada dalam bentuk lisan alunan lagu. dengan judul Aku Papua ciptaan
Frangky Huberth Sahilatua (alm) yang dinyanyikan oleh Edo Kondologit.
marilah kita baca dan nyanyi
lalu maknai setiap kata dan kalimat dari syair lagu berikut ini.
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak batu
adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Disana aku lahir
Bersama angin bersama daun
Aku di besarkan
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Biar nanti langit terbelah aku papua
Oooh, Oooh,
Tanah Papua tanah yang kaya
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak batu
adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Disana aku lahir
Bersama angin bersama daun
Aku di besarkan
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Biar nanti langit terbelah aku papua
Semoga, gema dan
makna dari setiap kata dan kalimat yang terdapat dalam lirik lagu ini, akan terus hidup dalam setiap pribadi
Generasi Muda Asli Papua Ras Melanesia demi Tanah dan Bangsa Papua kelak.
Akhir kata, kritik itu biasa. Manusia ada lemahnya intinya kita
bersama inginkan penerapan berbahasa Tehit untuk mengarah pada kebaikan demi
hari esok yang lebih baik. (CS)
Salam perubahan!.
No comments:
Post a Comment