Terjebak
dalam lingkungan orang yang tidak bermoral dan Ibadah hanya mereka jadikan topen
untuk menutup wajah kemunafikan.
Jeritan
hati hanya terdengar oleh alam. Segudang pertanyaan masih terpendam dan
membekas sebuah noda yang tak bisa hilang. Sudah ada sebuah jawaban yang
semakin menusuk hati sehingga timbul rasa benci yang mendalam.
Aku
tidak memilih menjadi sosok pemecah Batu, aku muak jika dulu berada bersama dia
tak berhati. Kuliah aku tinggalkan dan
juga jauh dari sanak saudara, hanya karna ajakan seseorang wanita yang tak
punya moral dan kemampuan. Kebencianku padanya Jangankan setahun sampai kiamatpun
aku menbencinya.
Kehidupan siwanita ini terlihat kokoh dan kuat, namun sebenarnya sudah hancur dan berlahan akan rapuh semangat hidupnya karna rasa egois telah menerkap hingga martabatnya sudah tak bernilai lagi.
Sempitnya
pola pikir dan rasa egois yang mendalam, membuat siwanita ini terjerumus pada liarnya
kehidupan ( Petualan hati ). Hal biologis ia habiskan untuk menghiasi masa
mudanya.
Mungkin karena pengaruh lingkungan yang baru berkembang sehingga kejadian pelakor ini rata-rata terjadi di tempat ini, tua ataupun muda. Tempat ini seperti lingkaran kegelapan yang tak bekujung terang.
Kejarkan sesuatu seorang diri tapi perjuangan itu dibalas dengan duri. Aku hanya dijadikan jemuran kemunafikannya kalaituβ. Di rumah siwanita ini terlihat baik layaknya anak pendeta, tapi diluar berubah sikapnya menjadi sang pelakor sejati.
Setelah ia pergi 4 tahun lalu dengan segala kemunafikan dirinya, maka saat ini aku mulai menata kembali kehidupanku untuk menjadi sosok yang berdiri kokoh ditenggah tenggah badai dan akan berhasil dengan caraku sendiri. CS
No comments:
Post a Comment