Di Ujung Parang, Nyawaku Berakhir

 

Judul: Di Ujung Parang, Nyawaku Berakhir

Di sebuah kampung hiduplah sebuah keluarga yang penuh keharmonisan. Ada seorang gadis, sebut saja Maya, yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orang tuanya.
Meski hidup mereka dalam keterbatasan ekonomi, orang tua Maya memiliki tekad yang kuat: anak-anak mereka harus bersekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Maya pun tumbuh besar dan menempuh pendidikan mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Setelah lulus, ia melanjutkan kuliah di sebuah perguruan tinggi, mengambil jurusan Kesehatan. Perjalanan kuliah tidak selalu mudah — suka dan duka silih berganti — namun Maya menjalaninya dengan sabar dan penuh rasa syukur.

Akhirnya, dengan perjuangan yang panjang, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dan diwisuda.

Nasib baik seolah berpihak kepadanya. Tak lama setelah wisuda, dibuka formasi CPNS tahun 2024 di kota asalnya. Bermodal doa orang tua dan ijazah sarjana yang ia miliki, Maya pun ikut mendaftar dan mengikuti tes CPNS.

Di sela-sela perjalanan hidupnya, Maya berkenalan dengan seorang pria pendiam bernama Randi, yang bekerja serabutan di kota itu. Hubungan mereka pun perlahan tumbuh menjadi kisah cinta.

Hingga pada suatu sore yang cerah, Maya bersama ibu dan adiknya pergi ke sungai yang dikelilingi pepohonan rindang dan pesona alam yang memanjakan mata.
Tanpa disangka, dari dalam hutan muncullah Randi sambil membawa parang. Entah karena amarah atau sebab lain yang tak diketahui, Randi tiba-tiba menyerang Maya, melukai tangannya dengan parang.

Melihat peristiwa itu, sang ibu mencoba melindungi putrinya, namun Randi mendorongnya hingga terjatuh dan pingsan.
Adik Maya yang ketakutan segera berlari meminta pertolongan warga. Tak lama kemudian, warga datang dan membawa Maya ke rumah sakit. Namun, takdir berkata lain — nyawa Maya tak dapat tertolong.

Hasil tes Formasi CPNS tahun 2024 kemarin, Nama Maya sebagai salah satu peserta yang dinyatakan lulus, Kabar duka ini terdengar di seluruh pelosok negeri bahwa ramai di media sosial dan teman teman CPNS seangkatannya. Kini semua harapan dan impian kedua orang tua Maya Redup, bagaikan debu yang diterpa angin. Di ujung parang, nyawa Maya berakhir... dalam kondisi tengah mengandung tiga bulan.

Didalam tangisan yang tak berujung, kedua orang tuanya meratapi kepergian putri tercinta — gadis sederhana yang diharapkan menjadi tumpuan di masa tua mereka.
Kini, Maya telah pergi untuk selamanya,hanya tinggal kenangan dalam memori hidup yang takkan pernah terlupakan.