GURUKU ADALAH AYAHKU SENDIRI

  

 Judul : GURUKU ADALAH AYAHKU SENDIRI

_ Dulu, waktu aku masih kecil, ayah yang sering menggendongku.
Di pagi hari, di tengah kabut tipis yang menyelimuti kampung, pundak ayah menjadi tempat paling hangat. Kadang menggendong ke sekolah, kadang pulang sore hari sepulang mengajar.

Yang mungkin tak banyak orang tahu: guruku adalah ayahku sendiri.
Seorang guru SD yang selama 27 tahun mengabdi di sekolah dasar YPK.
Dengan berjala kaki, buku-buku di tas, dan semangat yang tak pernah padam.

Tak hanya mengajarku baca tulis. Tapi juga mengajarkan tentang hidup—tentang kejujuran, kerja keras, dan ketulusan.
Apa yang dia ajarkan di sekolah, dia hidupi di rumah.

Setiap malam, meski tubuhnya kini renta, ayah tak pernah lupa berdoa.
Di sudut kamar, beliau mengirimkan harapan-harapan baik untuk anak-anaknya, cucu-cucunya, dan murid-murid yang pernah diajarnya dulu.

Sekarang ayah sudah pensiun. Usianya 70 tahun.
Tubuhnya tak lagi sekuat dulu. Jalannya pelan, nafasnya kadang tersengal. Tapi semangat di matanya tetap sama, seperti saat pertama kali beliau berdiri di depan kelas puluhan tahun lalu.

Dulu ayah yang menggendong kami Waktu masih kecil. Ketika mau pergi berobat",kala sakit"

Sekarang aktu berubah....Hari itu, ayah harus ke puskesmas.
Untuk bisa sampai ke sana, Nan Sina harus berjalan kaki dan menaiki tangga-tangga batu yang tinggi.
denagn menggendong ayah—di punggungny, dengan hati yang penuh cinta.

Aku ingat, dulu beliau pernah berkata, “Hidup itu seperti roda. Waktu berjalan, dan peran akan berganti.”

Hari ini, kata-kata itu terasa nyata.
Dulu ayah yang menjaga dan merawatku. Sekarang, giliran kami—anak-anak dan cucu-cucunya—yang merawat beliau.

Di usia 70 tahun ini, ayah masih sehat. Dan kami sekeluarga akan terus menjaga dan merawat, dengan cinta yang tak pernah habis.

Karena bagiku, ayah bukan hanya seorang guru di sekolah,
tapi guru kehidupan bagi kami semua. ❤️