Judul : Fajar Pagi Di Kampung Skendi Dan kisah berkebun
Seorang pemuda bernama Seppi punya kesukaan yang sederhana: berkebun.
Di lereng gunung Kampung Skendi, ia membuka sebidang kebun kecil yang dirawat dengan sepenuh hati.
Setiap pagi, saat fajar mulai merekah dan sinar matahari perlahan menyapu kabut, Seppi bersiap memulai harinya di kebun.
Di sana, ia menanam berbagai tanaman seperti sayur gedi dan keladi johar, serta pohon-pohon pinang yang ditanam berjajar rapi .
Tanah pegunungan yang subur membuat tanaman tumbuh segar, sementara batang-batang pinang perlahan menjulang tinggi di tengah kebun.
Namun, merawat kebun di tengah alam liar tak selalu mudah. Seppi harus membangun pagar di sekeliling kebunnya—bukan tanpa alasan. Di kawasan itu, banyak babi hutan yang kerap datang mencari makan.
Pagar dari kayu dan ranting ia susun dengan sabar, sebagai pelindung bagi tanaman-tanamannya.
Kini Seppi hidup seorang diri. Kedua orang tuanya telah lama tiada.
Yang tersisa hanyalah sebuah kapak dan parang, titipan terakhir dari ayah dan ibunya. Dengan alat-alat sederhana itu, Seppi melanjutkan hidup, merawat kebun, dan menjaga warisan kecil dari orang tuanya.
Dari hasil kebunnya, Seppi tak hanya mencukupi kebutuhan sendiri.
Sebagian hasil panen ia sisihkan, kemudian dikirimkan untuk keponakannya yang kini sedang berkuliah.
Setiap kali mengirim, hati Seppi terasa ringan. Baginya, itu bukan sekadar bantuan, melainkan wujud cinta dan dukungan bagi sang keponakan agar bisa meraih masa depan yang lebih baik.
Di balik kesederhanaan hidup , ada rasa tanggung jawab, cinta keluarga, dan harapan yang terus tumbuh—seperti batang-batang pinang yang perlahan menjulang tinggi di bawah mentari pagi.
#fyp #foto #teks #cerita #inovasi #teknologi #kisah #proses #pekerja #mesin #pecah #batu
No comments:
Post a Comment