Rumah yang Terbengkalai Karena Cinta Terlarang

 

 Judul: Rumah yang Terbengkalai Karena Cinta Terlarang

Tahun 2011.Randi, seorang pemuda perantauan asal Fakfak, melangkah ke babak baru dalam hidupnya. Cinta lama yang tumbuh saat kuliah di Yogyakarta kembali hadir, ketika Maya, kekasih yang lama tak ditemui, datang ke Fakfak dengan kapal laut untuk beberapa hari. Kehadiran Maya menyalakan lagi perasaan lama yang sempat redup.

Di akhir kunjungannya, Maya mengajak Randi ikut pulang ke Sorong. Tanpa ragu, Randi menerima ajakan itu. Cinta dan harapan mendorongnya untuk berani menata hidup baru.

Setibanya di Sorong, Maya mengajaknya ke Pasar Remu. Ia membelikan pakaian baru untuk Randi, seolah menyiapkan awal yang segar. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan dengan mobil menuju Sorong Selatan.

Namun, pagi setelah mereka tiba di rumah Maya, keluarga Maya berkumpul dan menyampaikan sesuatu yang mengejutkan:
"Kamu sudah masuk rumah ini, berarti harus bayar uang minang."

Randi, yang tidak sepenuhnya paham adat itu, merasa kaget. Ia pulang kembali ke Fakfak. Bersama sang ibu, Randi kembali ke Sorong membawa uang minang, menunjukkan niat baiknya untuk menjalani hubungan yang sah dan terhormat.

Setelah itu, Randi pun tinggal di Sorong Selatan bersama Maya. Mereka mulai membangun rumah bersama. Batu demi batu, dinding mulai berdiri. Atap sudah dipasang, namun rumah itu belum sempat diplester dan dicat. Meski sederhana, bagi Randi rumah itu adalah lambang cinta dan masa depan yang ingin ia rajut bersama Maya.

Namun, kenyataan yang pahit segera menghancurkan segalanya. Maya ternyata menjalin hubungan terlarang dengan seorang pria berinisial AT, seorang ASN yang sudah berkeluarga. Hubungan itu membuat Maya hamil.

Masalah bertambah rumit. Meskipun secara hukum Randi masih suami sah Maya, sang istri malah melaporkannya ke polisi, dengan dalih membahas status rumah. Maya ingin menguasai rumah yang belum selesai itu.

Di kantor polisi, Randi datang seorang diri. Sebagai perantau tanpa sanak saudara di Sorong Selatan, ia hanya diam dan menerima kenyataan pahit itu.

Sepulang dari kantor polisi, warga kampung berbisik pelan padanya:
"Maya sekarang sedang hamil , sehingga mereka cepat buat urusan di kantor polisi."
Sudah dua kali randi di laporkan kepolisi dan yang terakhir dia di penjara karena tidak mengikuti permintaan keluarga maya.

Waktu berjalan, Maya dan AT masih berhubungan, namun AT akhirnya memilih keluarganya. Maya pun ditinggalkan dengan seorang anak perempuan. ( Nasip malang sang pelakor)

Rumah yang dulu dibangun bersama kini dibiarkan terbengkalai. Dinding yang belum diplester, atap yang mulai kusam—semuanya menjadi saksi bisu kisah cinta yang kandas karena cinta terlarang. 

Di tanah Sorong selatan, Randi belajar satu hal: cinta tidak selalu berujung bahagia. Ada luka yang mesti diterima, ada jalan hidup yang terus di lalui..