Judul: Seorang Pemuda Bernama chados sangkek Memecahkan Batu Menggunakan Mesin Hingga Sukses
Di sebuah desa terpencil di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama chados sangkek. Sejak ayahnya meninggal, chados sangkek menjadi tulang punggung keluarga. Ia harus menghidupi keluarganya, adiknya yang sedang kuliah, dan dua keponakannya yang masih sekolah.
Setiap hari, chados sangkek bekerja memecahkan batu di sebuah lahan tambang dekat rumahnya. Awalnya, ia menggunakan martil dan betel. Pekerjaan itu berat, memakan waktu lama, dan penghasilannya pas-pasan. Tapi chados sangkek tidak menyerah. Ia punya mimpi: ingin melihat kakak dan adik-adiknya bisa sekolah tinggi, dan membelikan mereka motor, laptop, dan HP, agar hidup mereka lebih baik. kakanya sudah wisudah di Jogjakarta tinggal adiknya dan keponakannya.
Suatu sore, sambil beristirahat, chados sangkek melihat video di ponsel tua miliknya tentang mesin pemecah batu. Ia terpikir, kalau punya mesin itu, produksinya pasti jauh lebih banyak batu yang di pecah. Malam itu, chados sangkek tak bisa tidur, pikirannya penuh ide pembelian mesin itu.
Berbulan-bulan kemudian, setelah menabung sedikit demi sedikit dan mendapatkan kegiatan proyek dari hasil kerja politik pemenangan cabup 2015, chados sangkek akhirnya bisa membeli sebuah mesin pemecah batu. Di tahun 2024 ia telah memiliki 3 mesin pemecah batu dan tiap kali menghasilkan pecahan batu yang siap di jual.
Dengan mesin itu, produksi batunya meningkat pesat. Batu yang dulunya ia pecahkan sehari penuh, kini bisa diselesaikan dalam hitungan jam. Pesanan dari proyek-proyek di kota mulai berdatangan. chados sangkek pun mulai untung.
Setiap bulan, ia sisihkan penghasilannya. Ia bayar biaya kuliah kakaknya sampai lulus. Ia belikan motor untuk adiknya agar lebih mudah ke sekolah. Ia membelikan laptop untuk adiknya yang butuh untuk kerja skripsi, dan Beberapa buah HP iphone untuk adiknya.
Kini, chados sangkek dikenal sebagai pemuda sukses pekerja di desanya. Usahanya terus berkembang. Yang dulunya hanya bermodal martil, kini ia memiliki beberapa mesin pemecah batu, mempekerjakan warga sekitar, dan membantu banyak orang.
Saat ditanya rahasianya, chados sangkek tersenyum dan berkata:
"Jangan takut bermimpi besar. Mesin bisa mempercepat kerja, tapi ketekunan dan niat yang tulus adalah kunci keberhasilan."
Di sebuah desa terpencil di lereng gunung, hiduplah seorang pemuda bernama chados sangkek. Sejak ayahnya meninggal, chados sangkek menjadi tulang punggung keluarga. Ia harus menghidupi keluarganya, adiknya yang sedang kuliah, dan dua keponakannya yang masih sekolah.
Setiap hari, chados sangkek bekerja memecahkan batu di sebuah lahan tambang dekat rumahnya. Awalnya, ia menggunakan martil dan betel. Pekerjaan itu berat, memakan waktu lama, dan penghasilannya pas-pasan. Tapi chados sangkek tidak menyerah. Ia punya mimpi: ingin melihat kakak dan adik-adiknya bisa sekolah tinggi, dan membelikan mereka motor, laptop, dan HP, agar hidup mereka lebih baik. kakanya sudah wisudah di Jogjakarta tinggal adiknya dan keponakannya.
Suatu sore, sambil beristirahat, chados sangkek melihat video di ponsel tua miliknya tentang mesin pemecah batu. Ia terpikir, kalau punya mesin itu, produksinya pasti jauh lebih banyak batu yang di pecah. Malam itu, chados sangkek tak bisa tidur, pikirannya penuh ide pembelian mesin itu.
Berbulan-bulan kemudian, setelah menabung sedikit demi sedikit dan mendapatkan kegiatan proyek dari hasil kerja politik pemenangan cabup 2015, chados sangkek akhirnya bisa membeli sebuah mesin pemecah batu. Di tahun 2024 ia telah memiliki 3 mesin pemecah batu dan tiap kali menghasilkan pecahan batu yang siap di jual.
Dengan mesin itu, produksi batunya meningkat pesat. Batu yang dulunya ia pecahkan sehari penuh, kini bisa diselesaikan dalam hitungan jam. Pesanan dari proyek-proyek di kota mulai berdatangan. chados sangkek pun mulai untung.
Setiap bulan, ia sisihkan penghasilannya. Ia bayar biaya kuliah kakaknya sampai lulus. Ia belikan motor untuk adiknya agar lebih mudah ke sekolah. Ia membelikan laptop untuk adiknya yang butuh untuk kerja skripsi, dan Beberapa buah HP iphone untuk adiknya.
Kini, chados sangkek dikenal sebagai pemuda sukses pekerja di desanya. Usahanya terus berkembang. Yang dulunya hanya bermodal martil, kini ia memiliki beberapa mesin pemecah batu, mempekerjakan warga sekitar, dan membantu banyak orang.
Saat ditanya rahasianya, chados sangkek tersenyum dan berkata:
"Jangan takut bermimpi besar. Mesin bisa mempercepat kerja, tapi ketekunan dan niat yang tulus adalah kunci keberhasilan."
No comments:
Post a Comment