Notification

×

Kategori Berita

Tags

Kode Iklan Disini

Kode Iklan Disini

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pusara Tak Bernama

Sunday, 13 July 2025 | July 13, 2025 WIB Last Updated 2025-07-13T16:43:04Z
Pusara Tak Bernama
Judul: Pusara Tak Bernama

_Di atas bukit kecil di pinggiran kota fakfak, angin bergerak pelan seperti tangan halus yang membelai rumput kering. Senja menggantung suram. Di sisi lorong jalan yang jarang dilalui, berdiri sebuah rumah — dindingnya mulai dimakan waktu, namun tetap berdiri tegak seperti pemiliknya.

Di dalamnya, seorang lelaki renta duduk di kursi . Rambutnya putih . Matanya menghadap ke jendela terbuka, menatap langit yang beranjak kelabu.

Dia adalah Guru W. Sangkek.

ia pernah menjadi cahaya di ruang kelas SD YPK dikabupaten Fakfak. Selama 27 tahun bertugas disana, ia mengajar tanpa lelah. Tak pernah meminta lebih, selain murid-muridnya bisa membaca, menulis, dan mengenal dunia lewat halaman buku. , ia bukan sekadar guru — ia adalah Tuhan kedua, bidan Rohani, penasihat keluarga, dan juga penjahit kehidupan.

Namun kini, di usia senjanya, tak banyak yang ingat. Dunia telah berubah. Jalan-jalan aspal sudah merambah sampai di pelosok. Sekolah tempat ia mengabdi kini dipimpin kepala sekolah baru, guru-gurunya muda, dan tak satu pun menyebut nama W. Sangkek dalam rapat atau upacara bendera.

Anak sulungnya, Nan Sina, senantiasa menjaga . Sementara Ganesha, cucu yang paling dekat dengannya, selalu bertanya:

“tete dulu guru ya? Tapi kenapa orang-orang tak pernah cerita soal tete di sekolah?”

Guru ,W. Sangkek hanya tersenyum. “Karena kadang, yang menanam tidak harus ikut memanen,” ucapnya pelan.

Namun dalam hati kecil Ganesha, ada sesuatu yang mengusik: mengapa seorang yang telah memberi begitu banyak bisa dilupakan begitu saja?

Pada suatu pagi, Ganesha datang membawa buku tua yang ia temukan di rak gudang rumah sang tete. Di halaman depannya tertulis tangan:

“Daftar hadir Murid Kelas 3, Tahun Ajaran 1990 an – saat  guru W. Sangkek masih mengabdi”

Setiap nama di buku itu adalah seseorang yang kini mungkin telah menjadi sesuatu seperti,DPR— guru, bidan, bahkan kepala kampung. Dari setiap kisah berkata: bahwa kita bisa jadi seperti sekarang karena Guru.

“Guru SD  yang pertama kali ajarkan kita baca.
“Kalau bukan karena Guru " Dunia terasa gelap.

Ganesha mengumpulkan semua cerita itu lalu duduk di hadapan teteknya yang kini hanya bisa berjalan dengan tongkat.

“tete… belum terlambat untuk beri nama di lembaran bunga bangsa.”

Sang guru W, Sangkek memandangi cucunya dengan mata yang basah tapi hangat.
“Cukuplah Tuhan dan tanah ini yang tau,” bisiknya.
“Tapi kalau kau mau menulisnya, tulislah bukan untuk aku… tapi untuk semua guru yang seperti aku.”

Maka di sebuah majalah dinding facebook, sebuah nama mulai muncul kembali.
Lalu di papan sejarah tulisan, di pojok kecil perpustakaan beranda halaman:

Bapak W. Sangkek
Guru SD YPK Fakfak — 27 Tahun Pengabdian
Pahlawan tanpa tanda jasa
Namanya tak tercetak di buku sejarah,
tapi tertanam di hati yang pernah diajarnya.

Dan di atas bukit, di ujung senja yang lengang,
di rumah tua yang tetap berdiri…
Seorang laki laki paruh baya tersenyum di kursinya.
Ia belum pergi.
Ia belum dilupakan.
Tapi kelak, saat waktunya tiba,
pusaranya akan bernama.

No comments:

Post a Comment

-

================ =

Recent Posts

kunjungi alamat youtube

CHADOS SANGKEK ALAMAT KAMPUNG SKENDI SORSEL

Comments system

Subscribe Us

×
Chados Sangkek update
               
         
   
       
 
"CHADOS": { "SANGKEK": "DESAINER", "WEB": { "INI": "JIKA", "ADA YANG BERMINAT": "", "UNTUK PEMBUATAN WEB": ["BISA HUBUNGIN CHADOS SANGKEK "] } }